This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Senin, 22 Oktober 2012


LATIHAN SOAL



1.    Diagnose yang bisa terjadi pada pasien Ca laring adalah:
·       Pre Operasi
-         Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh r/t kesulitan menelan
-         Gangguan rasa nyaman nyeri r/t penekanan tumor
-         Ansietas r/t prosedur pembedahan yang akan dilakukan
-         Kurangnya pengetahuan tentang prosedur pembedahan r/t misinterpretasi
-         Kerusakan komunikasi verbal r/t edema laring
·       Post Operasi
-         Gangguan rasa nyaman nyeri r/t kerusakan jaringan kulit
-         Inefektif bersihan jalan nafas r/t perubahan dalam jalan nafas
-         Kerusakan komunikasi verbal r/t pengangkatan laring total
-         Gangguan citra tubuh
-         Defisit perawatan diri
-         Resiko ketidak patuhan terhadap program terapi


2.    Gejala khas pada Ca laring adalah :
·       Suara parau
·       Sesak nafas, Stridor
·       Nyeri, Disfagia
·       Batuk s/d berdarah
·       Penurunan berat badan
·       Pembesaran kel. Getah bening servikal

3.    Hal yang perlu diperhatikan pada pasien Ca laring
·       Penyuluhan kesehatan HE
-         Prosedur pembedahan
-         Perawatan diri
·       Menurunkan ansietas dan peningkatan harga diri
-         Mengungkapkan/mengekpresikan kecemasan
-         Kunjungan penderita yang sama yang telah berhasil melakukan terapi
-         Dukungan keluarga
-         Kepercayaan spiritual dan nilai budaya
·       Mempertahankan patensi jalan nafas yang optimal
-         Observasi tanda dan gejala dini gangguan pernafasan
-         Posisi, ambulasi
-         Perawatan luka laringektomi

·       Meningkatkan kualitas komunikasi dan rehabilitasi wicara
-         Belajarkan komunikasi alternatif
-         Penggunaan alat Bantu komunikasi
·       Peningkatan nutrisi adekuat
·       Persiapan pasien perawatan mandiri
-         Perawatan stoma
-         Oral hygiene
-         Tindakan keamanan dan keselamatan

4.    Klasifikasi
Laringektomi merupakan tindakan pengangkatan epiglotis, kartilago tiroid, hyoid, krikoid dan beberapa cincin trakea.
·       Laringiktomi total (organ yang diangkat adalah semua organ di atas)
·       Laringiktomi Parsial (sebagian organ di atas)

 

5.    Efek Samping Ca Laring
-         Distres pernafasan, Perdarahan, Infeksi

Senin, 01 Oktober 2012

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SINDDROM DISTRES PERNAFASAN DEWASA( SDPD)





A. OVER VIEW

Ø Definisi
SDPD adalah kondisi disfungsi parenkim paru mendadak dan darurat yang terjadi pada orang dewasa yang sebelumnya sehat dan telah terpajan penyebab baik pulmonal maupun non pulmonal dikarakteristikkan oleh :
1.    Gejala umum gangguan pernafasan
2.    Gangguan arteri-alveole menbrane yang menyebabkan edema paru,
3.    Adanya takipnea dan hipoksia
4.    Infiltral pucat pada foto dada.

SDPD juga disebut syok paru  akibat kerusakan/cedera paru dimana sebelumnya paru sehat.

Ø Faktor risiko menonjol adalah :
Sepsis, trauma mayor, transfusi darah, aspirasi, tenggelam, inhalasi asap atau kimia, gangguan metabolic tostik, pankreatitis, eklampsia, dan kelebihan dosis obat .

Ø Perawatan akut secara khusus menangani perawatan kritis dengan intubusi dan ventilasi  mekanik.

Ø Gejala
Sesak, takikardia, penurunan fungsi luhur (berfikir, memori, orientasi), sianosis, penggunaan otot aksesoris pernafasan, hipoksemia, penurunan Pa O2

Ø Patofisiologi
Faktor penyebab


Aspirasi/inhalasi          Trauma pulmonal/non pulmonal       Sepsis














 
Benda asing                           Kerusakan pembuluh            Respon infeksi













 
Trauma alveolar                    Gangguan epitel kapiler             Trombosit
   Leukosit PMN
Gangguan epitel alveolar                                                          Komplemen











 
Peningkatan permeabilitas     
                                                Membran alveoli kapiler     


 
Edema alveolar                           Edema intrestisial                          Emboli










 
Abnormalitas Surfaktan                             Gang. perfusi












 
   Paru kaku                         Gangguan metabolisme


 
       Penurunan complience paru


 
        Penurunan residu funsional


 
               Ketidakseimbangan perfusi dan ventilasi


 
       Penurunan Pa O2


 
           Hipoksemia


 
             Timbulnya gejala akut/kronis pada organ lain

B. DASAR DATA PENGKAJIAN PASIEN

      Pada awal penderita biasanya diikuti dengan periode laten bila fungsi paru agak normal  ( contoh 12-24 jam setelah trauma atau syok atau 5-10 hari setelah timbul sepsis ) tetapi secara bertahap memburuk dengan tahap gagal nafas.
Pemeriksaan fisik bermacam –macam, tergantung pada tahap mana diagnosis dibuat. Tanda dini sering terlewatkan, karena banyak pemeriksaan tak normal tidak terbukti sampai tahap lanjut.
Ø AKTIVITAS/ ISTIRAHAT
  Gejala : Kekurangan energi/ kelelehan, insomnia
Ø SIRKULASI
Gejala : Riwayat adanya bedah jantung / by pass jantung, paru, fenomena embolik ( darah , udara, lemak).
 Tanda   : TD bisa normal atau meningkat pada awal, hipoksia, hipotensi terjadi pada tahap lanjut (Syok ) atau pada factor pencetus seperti eklampsia, frekuwensi jantung takikardia, bunyi jantung normal pada tahap dini, dapat terjadi distrimia, tetapi EKG sering normal.
Kulit dan membran mukosa : pucat, dingin. Sianosis biasanya terjadi pada tahap lanjut.
Ø INTEGRITAS EGO
Gejala  : Kekuatan, anvaman perasaan takut.
Tanda : Gelisah, agitasi, gemetar mudah terangsang, perubahan mental.
Ø MAKANAN/CAIRAN

 Gejala : Kehilangan selera makan, mual

 Tanda : Edema /perubahan berat badan, hilang atau berkurangnya bunyi usus
Ø NEUROSENSORI
 Gejala/Tanda : Adanya trauma kepala, mental lamban, disfungsi  motor,
Ø PERNAPASAN
 Gejala : Adanya /aspirasi / tenggelam, inhalasi asap / gas, infeksi difus paru, timbul tiba-tiba atau bertahap, kesulitan nafas, lapar udara
 Tanda : Pernapasan cepat, mendengkur, dangkal,               Penigkatan kerja nafas ; Penggunaan otot aksesoris pernafasan , contoh retraksi interkostal atau substenal, pelebaran nasal, memerlukan oksigen konsentrasi tinggi.
Bunyi nafas pada awal normal selanjutnya krekles, ronki, dan dapat terjadi bunyi napas bronkial.
Perkusi dada bunyi pekak diatas area konsolidasi,
ekspansi dada menurun atau tak sama.
Peningkatan fremitus (getaran vibrasi pada dinding dada dengan paltipasi). Sputum sedikit, berbusa.
Pucat atau sianosis, penurunan mental, bingung.
Ø KEAMANAN
 Gejala : Riwayat trauma ortopedik/fraktur, sepsis, tranfusi darah, episode anafilatik.
Ø SEKSUALITAS
 Gejala/Tanda : Kehamilan dengan adanya komplikasi eklampsia
Ø PENYULUHAN/ PEMBELANJAAN
 Gejala : Makan/kelebihan dosis obat.

C. PEMERIKSAAN DIAGNOTIK

 Rontgen   : Pada tahap awal atau dapat menyatakan sedikit normal, infiltrasi jaringan paru lokasi terpusat pada regio perihiliar paru. Pada tahap lanjut, interstisial bilateral difus dan alveolar infiltrat menjadi bukti dan dapat melibatkan semua lobus paru. Infiltrat ini sering digambarkan sebagai kaca - tanah atau whiteouts. Ukuran jantung normal(berbeda dari edema paru kardiogenik).
GDA     : Membedakan gambaran kemajuan hipoksemi (penurunan PaO2 meskipun konsentrasi oksigen inspirasi meningkat). Hipokabnia (penurunan kadar CO2 ) dapat terjadi pada tahap awal sehubungan dengan kompensasi hiperventilasi. Hiperkabnia (PaCO2 lebih besar dari 50) menunjukkan kegagalan ventilasi . Alkalosis respiratori (PH lebih besar dari 7,54 ) dapat terjadi pada tahap dini, tetapi asidosis respiratori terjadi pada tahap lanjut sehubungan dengan peningkatan area mati dan penurunan ventilasi alveolar. Asidosis metabolic dapat juga terjadi tahap lanjut sehubungan dengan peningkatan kadar laktat darah, diakibatkan dari metabolic anaerob.
Tes fungsi paru : Komplain paru dan volume paru menurun,. Peningkatan ruang mati dihasilkan oleh area dimana vasokonstriksi dan mikroemboli telah terjadi.
Pengukuran pirau   : Mengukur aliran darah pulmonal versus aliran darah  sistemik, yang memberikan ukuran klinis pirau intrapulmonal. Pirau kanan ke-kiri meningkat.

D. TERAPI

Tujuan terapi adalah adalah mempertahankan osigenasi yang adekuat dan meminimalkan tekanan vaskuler paru untuk menghambat dan mencegah terjadinya kebocoran plasma kapiler alveoli
1.    Pemberian Oksigenasi (Nasal, intubasi/endotrakeal, trakeostomi atau ventilator dengan TEAP/tekanan ekspirasi akhir positif)
2.    Diuretik dan antibiotik

E. PRIORITAS KEPERAWATAN

1.    Meningkat/mempertahankan fungsi pernafasan  optimal dan oksigenasi.
2.    Meminimalkan /mencegah komplikasi.s
3.    Mempertahankan nutrisi adekuat untuk penyenbuhan / fungsi respirasi.
4.    Memberikan informasi tentang prosespenyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan.

F.  DIAGNOSA KEPERAWATAN

Ø Kelebihan volume cairan:yang berhubugan dengan edema pulmonal non-kardial, TEAP menyebabkan penurunan aliran balik vena/ curah jantung , atau terapi diuretic.
Ø Gangguan perfusi jaringan  yang berhubungan dengan penurunan aliran balik vena dan penurunan curah jantung pada terapi TEAP, edema karena kelebihan cairan, hipotensi karena syok dan ketidakcocokan ventilasi / perfusi , hipoksemia.
Ø Pola nafas tidak efektif yang berhubungan dengan pertukaran gas takadekuat, peningkatan sekresi, penurunan kemampuan untuk ogsigenasi dengan adekuat,takut atau kelelahan
Ø Risiko tinggi : yang berhubungan dengan penyakit kritis, takut kematian, atau kecacatan, perubahan peran dalam sosial, atau kecacatan permanen.
Ø Gangguan perukaran gas: yang berhubungan dengan hipoksemia refraktori dan kebocoran interstitial pulmonal / alveolar pada status cedera kapiler paru
Ø Bersihkan jalan nafas tidak efektif : yang berhubugan dengan peningkatan produksi sekresi dan penurunan gerakan silia

Kriteria Hasil Tujuan Pasien
Ø  Mempertahankan stabilitas hemodinamik
Ø  Haluan urin adekuat.
Ø Pasien sadar dan waspada.
Ø Pasien akan mengalami kulit hangat dan tidak berkeringat.
Ø Pasien mempunyai bunyi usus mormal dan abdomen tidak nyeri tekan.
Ø Mempertahankan nadi perifer adekut.
Ø Kerja pernafasan minimal dengan mempertahankan tirah baring atau tingkat kegiatan sehari-hari rendah.
Ø Pasien mampu mengekspresikan ansietas pada orang yang tepat

G.  PERENCANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
a. Gangguan perukaran gas: yang berhubungan dengan hipoksemia refraktori dan kebocoran interstitial pulmonal / alveolar pada status cedera kapiler paru:
Ø Kriteria Hasil Tujuan Pasien
Oksigenasi adekuat .
Ø Intervensi Keperawatan
1.    Kaji bunyi nafas tiap 2-4 jam
2.    Kaji tanda distress pernafasan: peningkatan frekuwensi jantung agitasi , berkeringat sianosis  
3.    Kaji simetri dada
4.    Monitor haluan dan masukan, observasi efek diuresis dan pemberian cairan.
5.    kaji irama dan disritmia dan monitor EKG
6.    Berikan monitor terapi bronkodilator (teofilin dan agen simpatomimetik ) sesuai indikasi.
7.    Pertahankan ventilasi mekanis.
8.    Lakukan laporan seri radiology dada.

b. Bersihkan jalan nafas tidak efektif : yang berhubugan dengan peningkatan produksi sekresi dan penurunan gerakan silia
Ø Kriteria Hasil Tujuan Pasien
Mempertahankan jalan napas paten, tidak terjadi aspirasi, sekresi akan tetap encer dan mudah dibersihkan
Ø Intervesi Keperawatan
1.    Kaji bunyi nafas tiap 2-4 jam dan bila perlu
2.    Pertahankan posisi tepat pada trakeostomi/ atau selang endotrakeal
3.    Hisap trakeostomi/ selang endotrakeal , rongga mulut / nasal ,gunakan tehnik stelir. Catat warna, jumlah,dan konsistensi sekresi.
4.    Drainase postural dan perkusi dada bila tepat untk megeluarkan sekresi.
5.    Posisi untuk mempermudah pertukaran gas baik tiap 2 jam.
6.    Monitor tanda distress pernafasan .
7.    Pertahankan tekanan manset adukuat / tehnik kebocoran minimal uantuk menghindari aspirsi sekresi dan nekrosis jaringan.
8.    Tinggikan kepala tempat tidurselama menberi makan perselang
9.    Berikan suplemen humidifikasi
10.                  Siapkan untuk bronkoskopi sesuia indikasi

F. TUJUAN PEMULANGAN

1.    Bernafas secara spontan dengan volume tidal tepat.
2.    Bunyi nafas bersih/ jelas.
3.    Bebas komplikasi yang dapat dicegah.
4.    Menerima secara nyata situasi yang ada.
5.    Proses penyakit, prognosis, dan program terapi inividu dipahami.













Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More